Sastra berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman. Sastra biasanya akan merujuk pada “kesusastraan” merupakan jenis tulisan yang memiliki arti ataupun keindahan tertentu bagi pembacanya.
Remaja merupakan masa peralihan atau transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Bisa dikatakan bahwa remaja adalah masa pertengahan.
Berdasarkan wikipedia, usia remaja berkisar 12-22 tahun. Saat disekitar usia tersebut, perilaku sosial remaja sudah mencapai tahap bersosialisasi dengan masyarakat, dan pada masa itu juga remaja mendapatakan banyak masukan yang nantinya harus dipilah-pilah kembali masukan yang mana atau pendapat yang seperti apa yang harus diterima dan dilaksanakan.
Bagi remaja yang berusia sekitar belasan tahun, sastra sebagai pedoman akan berguna menyampaikan informasi kepada lawan bicara, menyampaikan pendapat dan sudut pandangnya atau berbagi cerita dan pengalaman serta ilmu yang telah diterimanya.
Bagi remaja yang berusia sekitar 20 tahun, sastra sudah merujuk pada kesusastraan. Pada usia tersebut, mahasiswa mulai menulis sesuatu seperti, lirik lagu, puisi, buku novel, dan semacamnya.
Pada masa remaja pula yang panas akan semakin panas, memiliki semangat yang kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya. Untuk mencapai keinginan tersebut, remaja akan membutuhkan motivator baik itu keluarga, teman, kekasih, atau siapa pun yang mampu menyemangatinya.
Untuk memberikan motivasi pun seorang motivator memerlukan dan menggunakan sastra. Dengan sastra pula seorang remaja akan mendapatkan motivator yang memiliki kemiripan sudut pandang.
Jadi, sastra bisa dikatakan penghubung antar orang untuk menyatukan sudut pandang yang berbeda.
Oleh sebab itu, sastra juga diartikan sebagai bahasa dan gaya bahasa.
Berdasarkan bahasa, sastra akan mencakup pada kemajemukan atau keberagaman bahasa yang ada di Indonesia. Di setiap daerah Indonesia, memiliki bahasanya masing-masing, inilah yang disebut dengan keberagaman bahasa. Dan sastra yang akan menyatukan kebaragaman tersebut, yaitu menyatukannya dengan bahasa Indonesia.
Berdasarkan gaya bahasa, sastra akan mencakup pada imbuhan dan intonasi berbahasa. Intonasi berbicara yang dimiliki setiap orang akan berbeda, sesuai dengan lingkungan tempatnya sering berbagi pendapat, dalam arti lain lingkungan juga akan mempengaruhi intonasi berbicara seseorang.
Dibalikkan lagi ke judul besar “Sastra bagi Remaja”. Bagi remaja sastra akan mempengaruhinya dibanyak hal. Inilah kesimpulan yang di dapat setelah memikirkan apa yang harus dituangkan di atas kertas digital ini.
Remaja merupakan masa peralihan atau transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Bisa dikatakan bahwa remaja adalah masa pertengahan.
Berdasarkan wikipedia, usia remaja berkisar 12-22 tahun. Saat disekitar usia tersebut, perilaku sosial remaja sudah mencapai tahap bersosialisasi dengan masyarakat, dan pada masa itu juga remaja mendapatakan banyak masukan yang nantinya harus dipilah-pilah kembali masukan yang mana atau pendapat yang seperti apa yang harus diterima dan dilaksanakan.
Bagi remaja yang berusia sekitar belasan tahun, sastra sebagai pedoman akan berguna menyampaikan informasi kepada lawan bicara, menyampaikan pendapat dan sudut pandangnya atau berbagi cerita dan pengalaman serta ilmu yang telah diterimanya.
Bagi remaja yang berusia sekitar 20 tahun, sastra sudah merujuk pada kesusastraan. Pada usia tersebut, mahasiswa mulai menulis sesuatu seperti, lirik lagu, puisi, buku novel, dan semacamnya.
Pada masa remaja pula yang panas akan semakin panas, memiliki semangat yang kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya. Untuk mencapai keinginan tersebut, remaja akan membutuhkan motivator baik itu keluarga, teman, kekasih, atau siapa pun yang mampu menyemangatinya.
Untuk memberikan motivasi pun seorang motivator memerlukan dan menggunakan sastra. Dengan sastra pula seorang remaja akan mendapatkan motivator yang memiliki kemiripan sudut pandang.
Jadi, sastra bisa dikatakan penghubung antar orang untuk menyatukan sudut pandang yang berbeda.
Oleh sebab itu, sastra juga diartikan sebagai bahasa dan gaya bahasa.
Berdasarkan bahasa, sastra akan mencakup pada kemajemukan atau keberagaman bahasa yang ada di Indonesia. Di setiap daerah Indonesia, memiliki bahasanya masing-masing, inilah yang disebut dengan keberagaman bahasa. Dan sastra yang akan menyatukan kebaragaman tersebut, yaitu menyatukannya dengan bahasa Indonesia.
Berdasarkan gaya bahasa, sastra akan mencakup pada imbuhan dan intonasi berbahasa. Intonasi berbicara yang dimiliki setiap orang akan berbeda, sesuai dengan lingkungan tempatnya sering berbagi pendapat, dalam arti lain lingkungan juga akan mempengaruhi intonasi berbicara seseorang.
Dibalikkan lagi ke judul besar “Sastra bagi Remaja”. Bagi remaja sastra akan mempengaruhinya dibanyak hal. Inilah kesimpulan yang di dapat setelah memikirkan apa yang harus dituangkan di atas kertas digital ini.
Komentar
Posting Komentar